Banjarbaru, 28 Mei 2025 – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Kalimantan Selatan resmi membuka kegiatan Taruna Melati III (TM III) yang digelar di Kota Banjarbaru pada 28 Mei hingga 1 Juni 2025. Kegiatan ini mengusung tema "Towards Impactful Leadership: Empowering Future Leaders”, sebagai bentuk komitmen IPM dalam mencetak pemimpin muda yang berdaya dan berdampak bagi masa depan.
Rangkaian pembukaan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Mars IPM oleh paduan suara SD Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Banjarbaru. Tidak hanya itu, Mars Kota Banjarbaru turut dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan terhadap tuan rumah penyelenggara.
Kegiatan dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Pelaksana, IPMawan Muhammad Samdani, yang menyampaikan antusiasme dan kesiapan panitia dalam menyukseskan kegiatan kaderisasi tingkat wilayah ini.
Ketua Umum PW IPM Kalimantan Selatan, IPMawati Zaina Fadia Laila Hidayati, dalam sambutannya menyampaikan bahwa TM III merupakan salah satu jenjang penting dalam proses kaderisasi IPM. Ia menekankan bahwa para peserta adalah kader-kader terpilih dan terbaik. “Setiap pelaksanaan TM III, jumlah peserta selalu meningkat. Ini menunjukkan antusiasme kader untuk terus berkembang,” ujarnya. Ia juga memberikan semangat kepada kader TM I dan TM II untuk terus melanjutkan proses kaderisasi.
Perwakilan dari Pimpinan Pusat IPM, IPMawati Lia Asmira, menyampaikan materi terkait hasil Muktamar IPM di Lampung yang mengangkat gerakan pemimpin berdampak. Salah satu hal penting yang disampaikan adalah perubahan sistem perkaderan dari model “kuning” menjadi “putih”, yang akan diresmikan di Makassar. “IPM memiliki satu tugas utama: melaksanakan kaderisasi, dan semangat ini yang harus selalu dijaga,” tegasnya.
Sambutan terakhir disampaikan oleh perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan, Drs. Asrani, M.Pd. Ia mengangkat pesan dari KH. Ahmad Dahlan, “Kader itu berat. Orang yang tidak bisa melakukan kaderisasi, tidak akan bisa menyelesaikan.” Beliau juga menegaskan pentingnya perencanaan yang matang dan terukur berdasarkan analisis SWOT dan prinsip 5W+1H. “Perencanaan yang tidak matang berarti merencanakan kegagalan,” pesannya.
Acara dilanjutkan dengan penyematan simbolis peserta TM III oleh Master of Training (MoT) IPMawati Lia Asmira kepada perwakilan peserta dari berbagai daerah, antara lain Adi dari Kapuas dan Nur Halimah dari Tanah Bumbu.
Kegiatan pembukaan kemudian ditutup dengan doa bersama dan penutupan resmi oleh panitia.
0 Komentar