Memunculkan Habits Baru Di Pimpinan



Oleh: Yassir Arafath 

(Lembaga Media PW IPM Kalsel, Kabid Organisasi PD IPM Banjar)

Habits adalah rutinitas atau kebiasaan secara reguler. Dalam buku Atomic Habits  karya James Clear menjelaskan bahwa bagaimana mengubah kebiasaan-kebiasaan kita menjadi lebih baik dan tentunya menjadi perubah yang permanen. Salah satunya tujuan dari buku ini adalah mengajarkan kita bagaimana untuk mencapai suatu tujuan jangka panjang melalui kebiasaan kecil yang kita lalui setiap harinya.

Bagaimana memunculkan Habits baru?

Untuk memunculkan habits baru biasanya diawali dengan hal kecil. Contohnya, cuci tangan ketika selesai mengerjakan sesuatu, ini adalah salah satu hal yang terkecil, kenapa? Karena ketika kita mengerjakan sesuatu otomatis tangan kotor tetapi tidak sekotor memegang debu dan tanah. Tangan itu pasti ada bakteri yang menempel dan mungkin bisa saja kita pegang ke makanan atau kita usapkan ke muka padahal sejatinya tangan kita sudah kotor. Nah biasanya orang yang menjalani habits seperti ini kalau tidak melakukannya sekali saja selalu dan selalu merasa ada yang kurang.

Apa hubungannya dengan pimpinan?

Mungkin setelah di jelaskan mengenai habits beserta contohnya, pasti sudah ada gambaran dari kita bagaimana memunculkan kebiasaan kecil yang baru di pimpinan. Pertama, memunculkan kebiasaan tepat waktu. Sering terjadi di dalam organisasi atau pimpinan, permasalah waktu ini pada dasarnya sudah hal yang tidak biasa lagi, padahal rapat, agenda atau acara itu adalah suatu hal yang bisa jadi penting bagi pimpinan itu tersendiri. Di dalam IPM masalah waktu sudah sering dibahas, entah itu di materi, diskusi bahkan kajian yang berdasarkan surah al-ashr. kedua, jangan meninggalkan shalat. Kebiasaan kedua juga sering terjadi tetapi biasanya kelalaian itu terjadi akibat materi atau ada pembahasan yang belum selesai. kita sebagai anak IPM sudah pasti beragama islam. Pada dasarnya shalat itu adalah tiang agama, rasanya kurang jika shalat masih di lalai kan, entah kurang nya management waktu dari pimpinan itu atau kurangnya kesadaran dari diri sendiri. Ketiga, budaya literasi. Biasanya budaya literasi ini sudah sangat ditekankan khususnya pada forum di IPM tersendiri. Mulai dari ranting sampai pusat. Namun entah kenapa literasi masih sangat kurang di IPM. Kenapa kita harus memulai literasi? Kalo merasa keberatan mulailah dari membaca. Pada dasarnya membaca sangat penting dalam kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan berorganisasi. Mungkin ini adalah salah satu langkah kita sebagai kader untuk bisa memperluas ilmu pengetahuan dan membuat kita berpikir kritis dalam mengeluarkan argumen. Biasanya orang yang minim literasi atau membaca mereka merasa argumen mereka sangat berisi padahal tidak, makanya kita sebagai kader IPM seharusnya malu jikalau kurang dalam hal literasi.

Dari ketiga contoh di atas mungkin salah satu hal yang sangat penting bagi saya dalam pimpinan di IPM. Mungkin banyak kebiasaan kecil yang masih belum di kerjakan, tetapi bagaimana kita sebagai kader bisa menjalan tiga ini dalam pimpinan. Mungkin bisa jadi salah satu kebiasaan yang bagus jika kebiasaan-kebiasaan ini adalah salah satu habits yang berfokus pada hasil, hasil melahirkan identitas.  Berfokus pada hasil yang kecil dan jika kita kerjakan mampu melahirkan identitas kita sebagai pelajar melek terhadap Ilmu pengetahuan sampai agama.

Dampak dari habits baru 

Jika kita memiliki habits di kehidupan sehari-hari maupun organisasi pasti bisa membuat kita menjadi always win. Karena, walaupun ternyata "habits kita membuat kita menjadi buruh," dalam artian kita di dalam organisasi akan selalu mengerjakan itu dan itu, maka ambil manfaat nya. salah satunya manfaat tepat waktu tadi? Berarti disini bisa kita simpulkan bahwa habits yang baik akan memunculkan kebiasaan yang positif.

Salam literasi dan Salam lestari

CC: Muhammad Samdani 











Posting Komentar

0 Komentar