Hidup bukan hanya sekedar tentang A dan B

 



oleh : Tri Febrima Hasanah

"Alumni Taruna Melati 2 PD IPM Banjar"

Jika dilihat dari segi manapun, orang orang sudah pasti tahu tentang hidup yang beranekaragam, namun apakah semua sudah sepakat untuk sepaham?

Menarik, dari garis kecil tentang kata makna dari anekaragam itu sendiri. Tentunya tak bisa hanya dilihat dari sudut pandang satu arah saja. Konsep anekaragam adalah konsep yang tercipta dari pengumpulan semua yang berbeda menjadi satu kesatuan. 

Dari uraian ringkas tersebut. Dapat kita ambil salah satu masalah yang saat ini tengah menjadi topik hangat para masyarakat umum, lantas apa hubungan antara definisi anekaragaman dengan topik ini ?

Masyarakat tengah dihebohkan dengan berita tentang pasangan gay yang melakukan pernikahan di negara Thailand. Hal ini berawal saat seorang gay di thailand bernama Suriya Koedsang memposting foto pernikahannya di facebook pada 4 april 2021. Unggahan tersebut lantas banyak mengundang perhatian warga indonesia, bahkan diantaranya banyak yang menentang hubungan tersebut. 

         Netizen Indonesia beramai ramai membawa masalah agama kepada pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan ini. Sebagian dari mereka juga banyak yang memberikan kritikan pedas, cyber bullying, bahkan ancaman pembunuhan yang tidak berdasar.

 Sekarang kembali pada bahasan tentang keanekaragaman! Apakah hal tersebut termasuk kedalam hal yang bisa dikatakan sebuah keragaman? 

Jika kita lihat dari sudut pandang agama, sudah terlihat sangat jelas bahwa tidak ada agama yang memperbolehkan umatnya untuk mejadi pasangan gay, terutama islam. Hal ini yang menjadi dasar bagi pada netizen untuk melayangkan berbagai bentuk teguran yang mereka tuangkan dibalik dunia maya. 

  Namun, apakah itu semua masih bisa disebut teguran jika sudah sampai pada titik ancaman pembunuhan?

Banyak ditemukan komentar yang berasal dari Indonesia dengan dalih membawa nama agama padahal menuangkan kritikan pedas yang membuat siapa saja merasa tersakiti, apakah agama mengajarkan untuk menyakiti hati orang lain saat berusaha mengingatkannya pada kebaikan?

Masalah ini juga merupakan masalah yang dianggap serius, bahkan diantara mereka sudah tak lagi malu dan segan untuk menuangkan bentuk emosi mereka, mereka tak lagi menggunakan kalimat sopan dan bisa dimengerti, mereka menggantinya dengan umpatan dan hinaan serapah, bahkan ada yang membawa masalah kiamat dan bahasan mengarah pada pornografi. Mereka tak pernah paham bahwa tindakan/teguran mereka sudah kearah yang tak seharusnya. Ketika mereka mendapat teguran yang serupa, mereka kembali mengelak dengan dalih agama.

Suriya Koedsang sempat menulis dilaman facebooknya. Sejak pertama kali ia memposting foto tersebut ia sudah banyak mendapat kritikan dari masyarakat Indonesia. Awalnya ia membiarkannya saja dan menganggap masalah ini akan segera berlalu, hingga kian hari kritikan semakin memanas, sampai hingga pada tahap ancaman pembunuhan untuk keluarganya dan fotografer pernikahannya. Tentu saja ia tak bisa lagi tinggal diam, ia juga merasa marah dan bingung akan dimana letak kesalahannya.

Mengingat pernikahan gay sudah merupakan hal yang lumrah terjadi dinegara seribu kuil ini, bahkan pemerintah menetapkan 13 jenis kelamin kepada masyarakatnya sehingga pernikahan sejenis bukan lagi hal yang dianggap tabu. Ia juga menyayangkan mengapa warga indonesia terlalu ikut campur masalah pernikahannya. Bukankah setiap orang berhak memilih kebebasannya masing masing!

Kembali lagi pada titik permasalahan. Memang pernikahan sejenis ialah hal yang sangat ditentang oleh agama islam, namun bagaimana untuk menyadarkan mereka yang bukan beragama! 

Warga Indonesia memang lebih tertarik dengan berbagai konflik yang seharusnya tak menjadi urusan mereka, bukan menggiring opini warga harus bersikap acuh. Namun, sebagai tinjauan agar lebih berhati hati dengan apa yang kita tuliskan. Mengingatkan itu memang perlu tetapi bukan dengan cara paksaan, apalagi sampai ancaman. 

Akibat dari ancaman pembunuhan yang Ia terima. Suriya Koedsang langsung mengambil tindakan hukum untuk melindungi Ia dan Keluarganya. Ia kemudian meminta pertolongan hukum kepada Roonarong Kaewpecth seorang pengacara dari Advokasi network of campaigning of justice. 

"Saya memiliki banyak pertanyaan dikepala saya, mengapa ?" tanya Suriya.

"Saya tak punya masalah sama sekali, bahkan saat yang sulit menerpa saya. Selain itu, keluarga muslim saya selalu mendukung saya apa adanya. Agama tidak pernah mengajarkan anda untuk membenci orang lain, untuk merendahkan orang lain. sebaliknya, agama memanfaatkan hati manusia untuk menjadi manusia yang baik" Ungkapnya kemudian.

Warga Indonesia yang lain juga turut ikut menyuarakan suara tentang hal ini, bahkan hastag #indonesiasorryforthailand sempat menjadi trending topic di twitter sebagai bentuk rasa bersalah warga indonesia sejak pengacara Suriya mengusulkan bahwa thailand tak ingin lagi menerima wisatawan dari indonesia. Hal ini tentu menjadi masalah yang pelik, bukan hanya menjadi masalah antar warga, tapi berimbas pada hubungan negara. Dimana beberapa pekerja di indonesia dipecat saat bekerja di thailand setelah masalah ini meluas. 

Penduduk disana ramai memberikan balasan, diantaranya banyak yang meminta agar Indonesia mengurus wilayahnya sendiri. Warganet kemudian memanas dengan mengatakan bahwa negara mereka penuh dengan kemaksiatan dan tidak lagi memiliki moral. Bukan hanya itu, masalah ini juga menyebabkan banyak timbulnya masalah masalah baru. Dimana, sebagian orang terpaksa mengubur mimpi dan cita citanya untuk melanjutkan pendidikan ke negeri tersebut setelah nama Indonesia memiliki label merah.

Jika kita lihat, Netizen Indonesia seperti tak ada habisnya untuk mencari kesalahan suatu hal,  bisa dilihat jauh sebelum masyarakat Indonesia berselisih dengan Thailand. Banyak pula warganya yang sudah biasa melakukan tindakan rasis untuk penduduknya sendiri. Seperti masalah rasis dengan penduduk di papua karena kulit mereka yang dianggap terlalu gelap. Bahkan ke negara tetangga dengan  menganggap Korea berkulit terlalu terang.

Ayo lagi, mari kita berpikir dengan kepala dingin tanpa menyulut emosi dan ambisi untuk di cap selalu benar. Indonesia beragam dari berbagai jenis sudut pandang. Bukan membela pada sesuatu yang memang salah, namun coba untuk saling lebih memahami, juga sebagimana cara dakwah Nabi luth pada kaum sodom dimana sebagian besar atau hampir seluruh penduduknya merupakan kaum lgbt bahkan istri nabi luth pun juga demikian. Allah benar benar melaknat mereka. Namun adakah saat dakwah nabi luth melakukannya dengan paksaan bahkan ancaman. Nabi luth sang utusan Allah pun melakukannya dengan penuh kedamaian dan kesabaran, mengapa kita yang hanya umat biasa melakukannya dengan paksaan dan ambisi. Apakah cara itu yang diajarkan para nabi dalam berdakwah?


Maka dari itu wahai teman teman seperjuanganku. Mari kita bersama sama bertindak cerdas dan bijaksana untuk setiap permasalahan yang ada. Kesampingkan emosi dan gengsi. Kita hidup hanya untuk mencari ridha dan pahala dari Allah semata dan jangan buat semuanya sia sia hanya karena tidak bisa menjaga diri kita dari hal yang tidak berguna. Apalagi sampai bertindak seolah menjadi ahli hakim yang paling mengetahui baik buruknya seseorang. 


Hidup bukan hanya tentang a dan b. Hidup bukan hanya tentang masalah dan penghakimanmu. Hidup juga ada c , d , dan seterusnya. Hidup juga tentang mendengarkan dan menghargai. Mari saling mengingatkan tapi jangan saling menjatuhkan. Mari saling beropini tapi jangan saling menghakimi. 


Editor :"ms" LimKalsel


Posting Komentar

0 Komentar