Melihat Sisi Lain Sekularisme



Oleh : Muhammad Atho Azizi

"Alumni Taruna Melati 2 PD IPM Banjar"


Sekularisme, sekulerisme, atau sekuler adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Wikipedia.org


Sekularisme dalam politik secara mudah dapat dipahami sebagai pemisahan antara pemerintahan dan agama. Sekularisme jadi hal yang abu-abu, karena masih banyak orang khususnya Indonesia yang mungkin tidak mengerti karna didoktrin oleh pemuka agama sehingga terjadilah distorsi pemahaman tentang Sekularisme. Banyak yang menganggap sekularisme adalah hal yang merugikan ada juga yang tidak. Sehingga terjadilah perpecahan antara orang pendukung non-sekuler serta pendukung sekuler.


Sekularisme adalah hal yang "tepat di waktu yang tepat". Dulu, saat zaman kekhalifahan Utsmani terjadi perpecahan dikarenakan pada saat itu Khalifah serta punggawa-punggawanya memerintahkan untuk berperang membantu Jerman pada perang dunia pertama hanya dengan dilandasi kedekatan personal antara Turki dan Jerman. Masyarakat Muslim pun ikut berperang karena sebagai rasa hormat kepada Khalifah. Pada masa itu Jerman kalah sehingga Turki terkena dampaknya  sebagai blok sentral dengan Jerman. Sehingga ekonomi Turki hancur dan perpecahan antara muslim dan kristen. Disaat itu hadir seorang tokoh bernama Mustafa Kemal, yang melawan kekhalifahan kolot serta sewenang-wenang lalu mengganti dengan Pemerintahan sekuler.


Sekularisme muncul bukan untuk memerangi atau menghancurkan agama tetapi sebagai upaya pemisahan agama yang spiritual dengan politik yang duniawi. Di zaman Renaissance, dimana sekularisme hadir untuk pertama kalinya, agama seperti menjadi sebuah pengekang bagi manusia karena terpaut oleh perkataan gereja, pendeta, dan raja. Sekularisme muncul sebagai pengingat bahwa "Manusia lebih dari itu", manusia adalah makhluk yang mempunyai akal pikiran, bukan hanya makhluk yang ikut dengan perkataan orang terkemuka seperti para agamawan.


Sekularisme mengembalikan agama menjadi hal yang sakral, bukan menjadi alat politik atau pembenaran politisi demi kepentingan pribadi. Semua agama itu mengajarkan kebaikan dan Sekularisme hadir demi kebaikan manusia juga, dan pemerintahan yang baik pasti akan berfikir bahwa "Jika agama telah menjadi alat politik, langkah yang tepat ialah memisahkan antara agama dan politik."

Banyak contohnya terutama di Indonesia, dimana agama telah menjadi alat politik, terlihat dari banyaknya politisi memakai dalil ini demi kepentingan politik, yang telah disumpah tetapi melanggarnya. Dan rakyat yang terlalu mengkotak-kotakkan pemimpin dimana ketentuannya harus berdasarkan mayoritas, sangat jarang memilih berdasarkan skill. Sehingga banyak pemimpin atau politisi menjadikan agama sebagai suatu alat.


Sekularisme menjadi suatu hal yang merugikan suatu kaum beragama namun di sisi lain bukan untuk memerangi atau menghancurkan agama tetapi untuk mengantisipasi agar agama tidak menjadi alat politik atau alat untuk kepentingan pribadi tanpa menghiraukan aspek lainnya.


Editor : (JJ/LIM Kalsel)

Posting Komentar

0 Komentar