Meliterasikan Literasi Ala Pelajar

 


Oleh : Yassir Arafath

(Alumni Taruna Melati 2 PD IPM Banjar)


Apa itu literasi ?  Literasi adalah suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Tujuan nya literasi adalah membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.

Pada tahun 2015 laporan yang di susun oleh European Literacy Policy Network (ELINET) Finlandia adalah salah satu negara denga tingkat Pendidikan yang terbaik di dunia bertajuk Literacy In Finland. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Apakah masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai gaya hidup?

Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara dalam hal literasi dan membaca. Pasalnya pada beberapa wilayah di luar pulau Jawa, kecenderungan membaca masyarakat masih sangat rendah. Hal itu disebabkan diantaranya karena minimnya infrastuktur dan SDM. Namun, berdasarkan hasil survei World Culture Index Score 2018, kegemaran membaca masyarakat Indonesia meningkat signifikan. Indonesia menempati urutan ke-17 dari 30 negara dengan Rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari rata-rata 30-59 menit. Sedangkan, jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5-9 buku. Data ini berdasarkan hasil penelitian perpustakaan nasional tahun 2017. Data yang diambil dari Ikapi juga lebih mencengangkan lagi. Rata-rata orang Indonesia hanya membeli 2 buku per tahun. Bayangkan? Betapa sedikitnya jumlah tersebut


Bagaimana peran pelajar?

Mengoptimalkan peran perpustakaan

Peran perpustakaan juga sangat penting untuk meningkatkan gerakan literasi. Perpustakaan merupakan gudang buku, sedangkan buku adalah sumber bacaan dan tulisan. Hal yang perlu diperbaiki saat ini adalah memaksimalkan peran perpustakaan untuk membangun budaya literasi. Misalnya, menambah koleksi buku, memperbaiki tatanan perpustakaan, atau menambah jam kunjungan. Semua upaya tersebut dilakukan agar perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Perpustakaan yang harus dioptimalkan tidak hanya yang ada di sekolah, tetapi juga daerah.


Bentuk komuitas baca 

Komunitas baca merupakan perkumpulan orang-orang yang gemar membaca. Apakah Anda memilikinya? Atau mungkin Anda memiliki teman-teman yang sama-sama suka membaca. Anda dapat membentuk suatu komunitas untuk membahas buku yang baru saja dibaca. Komunitas tersebut juga bermanfaat agar anda memiliki referensi-referensi terbaru seputar buku-buku yang di suka. Contoh komunitas baca di Kalsel adalah Teaching And Trip


Apa Peran IPM sebagai Organisasi Pelajar yang berkemajuan dalam melestarikan literasi?

IPM tidak kita ragukan lagi perkembangannya, hadir sejak 1961, IPM memiliki spirit yang  luar biasa Yakni dengan sumpah Nuun Wal Qalami Wamaa Yasthuruun. Sumpah  Nuun ini lah yang menjadi nafas gerakan bagaimanapun konsep gerakan yang di kembangkan di ruang lingkup IPM, gerakan literasi selalu hadir baik  dalam ranah perkaderan maupun acara yang formal .

Sekarang IPM memasuki ranah digital yang mana harus beradaptasi dalam situasi maupun kondisi di dalamnya, gerakan literasi ini sudah muncul dan IPM juga ikut dalam pengunaan sosial media dari kepenulisan opini sampai pembuatan berita persyarikatan.

Kemampuan literasi harus kita kembangkan dan disesuaikan dengan perubahan sosial dan zaman. Maka kelak yang akan di lakukan IPM  adalah membuat para pelajar lain  tetap kritis dan mau terlibat untuk memcahkan masalah.



“ jika ingin mengahancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya. Maka pastilah bangsa itu akan musnah – Mila Kundra”


Salam literasi dan salam lestari 


Editor:"ms"Limkalsel


Posting Komentar

0 Komentar