Cerita baikku selama Taruna Melati III



Oleh: Zaina Fadia Laila Hidayati

Alumni Taruna Melati 3 PW IPM Kalimantan Selatan

Taruna Melati III, tahap perkaderan formal di IPM jika telah melalui Taruna Melati I dan Taruna Melati II. Perjalananku mengikuti Taruna Melati sudah dimulai sejak tahun 2016 hingga sekarang telah menjadi kader madya setelah mengikuti Taruna Melati III. Taruna Melati III kali ini sangat banyak memberikan suntikan ilmu, pengalaman, dan cerita bagiku. Bertemu orang-orang hebat dibidangnya dan teman-teman yang luar biasa. Aku akan ceritakan hal-hal berkesan yang aku alami di Taruna Melati III saat itu.

Ada banyak yang diajarkan di TM III ini. Materi pertama yang diajarkan disana mengenai Filsafat ilmu. Secara singkatnya setelah aku mendapatkan materi ini, aku jadi lebih aware (sadar) sama filsafat itu sendiri. aku jadi sadar bahwa segala sesuatu bisa dipertanyakan dan enggak salah dalam bertanya. Selain filsafat, juga pastinya tentang Kemuhammadiyahan dan keIPMan. Muhammadiyah dengan konsep tauhid rahamutiyah membuka pandanganku akan kebesaran Allah swt. Hal ini enggak tahu kenapa justru menguatkan keoptimisan dalam diriku. Selain itu, aku juga seperti menemukan sesuatu dari diriku yang tersembunyi atau mungkin selama ini aku tidak menyadari itu. Aku gak akan bilang itu apa, ditulisan ini.

Ada satu materi di Taruna Melati III ini yang sebelumnya aku sudah pernah dapat dibeberapa pelatihan kader lain yang aku ikuti sebelumnya, sejak tahun 2018. Tapi baru di TM III ini baru benar-benar merasakan suatu perasaan terjawab dari materi ini. Rasanya itu kaya pertama kali kamu menang game yang selama ini kamu selalu kalah kalo main, you has been slained, hehe. Yaitu materi Appreciative Inquiry, biasanya disebut AI. Di materi ini kita itu disuruh buat terus mengarah pada hal yang positif, bercerita tentang pengalaman berkesan kita, mimpi yang ingin dicapai, dan lainnya yang menurutku bakal menigkatkan rasa percaya diri akan sebuah kesuksesan dan raihan besar di masa yang akan datang. Menariknya di taruna Melati III ini ada praktiknya. Mempraktikannya teori yang udah kita dapat sebelumnya. Dalam praktiknya kita disuruh buat wawancara berdasarkan pendekatan Appreciative Inquiry ini. Aku dapat kesempatan buat melakukan wawancara ke Ohayo Coffee. Kalian tahu lah ya masa enggak? Sebagian dari kalian pasti pernah kesana. Nah, disana kita mewawancarai owner nya langsung. Dalam hidupku baru kali ini pernah mewawancara orang luar biasa secara langsung dan dapat jawaban yang benar-benar sesuai dengan yang kamu mau, even beyond that! Kita tanya-tanya mengenai pencapaian terbaik mereka, kemudian apa mimpi terbesar mereka untuk Ohayo Coffee, apa saja yang akan dilakukan mereka setelahnya untuk mencapai itu dan bagaimana cara mereka dalam menghadapi tantangan yang ada? Dan waktu itu seru banget. Jadi pengen lagi, hehe. Ternyata Appreciative Inquiry seasik ini, harus lebih banyak belajar lagi nih.

Dari apa yang aku dapat setelah mengikuti Taruna Melati 3 ini, secara personal kedepannya aku ingin menjadi pribadi yang berkemajuan. Di IPM aja kita selalu pakai kata berkemajuan disetiap tema kegiatan yang dilaksanakan. Aku pribadi juga mau dong pakai kata itu, kan aku IPM juga? Berkemajuannya yang bagaimana sih Fad? Aku mau diriku keluar dari zona nyamanku selama ini (terinspirasi dari ipmawati luar biasa : Kholida Annisa), menuju ke zona nyaman yang sebenar-benarnya. The real comfort zone, not a fake one. Zona nyamanku selama ini menurutku malah yang membuat lalai dan jalan ditempat. Zona nyaman yang sebenarnya itu yang zona untuk terus berproses dan berprogres. Terus belajar, menggali potensi diri, dan melakukan kebiasaan yang lebih baik dari pada sebelumnya. Setelah ini, aku akan mulai untuk membiasakan membaca buku dan memperhatikan akan keadaan sekitar. Karena hal ini manjur banget saat persiapan Taruna Melati III. Baru persiapan aja efeknya banyak banget apalagi kalau menjadi sebuah kebiasaan pastinya! Dan aku akan sedikit demi sedikit mencoba membagikan ilmu yang ku dapat dari sini pada yang lain, entah lewat sosial media atau media yang lain. Amar ma’ruf Nahi Munkar harus terus ditegakkan, bukan? Terus menginspirasi, IPM Jaya!


*) Catatan

Subtansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

Posting Komentar

0 Komentar